Riang Gembira Sajalah Kita Berpolitik

Oleh
REIDO DESKUMAR
(Tokoh Muda Agam-Bukittinggi)

Kontestasi politik 2024 belum dimulai. Tapi sejak 2023 geliatnya sudah terasa. Dimana-mana banyak yang bicara tentang politik. Bahkan digrup-grup WA juga silih berganti bemunculan infomasi tentang politik.

Begitu dahsyatnya magnet politik. Beragam juga cara menyikapinya. Ada yang tidak suka bahkan alergi dengan politik. Disamping itu banyak juga yang menarik diri ke dalamnya. Terlibat isu dan pembahasan. Walaupun terkadang hanya sekedar follower saja.

Bicara politik pada dasarnya kita bicara pesta demokrasi 5 tahunan. Mencari siapa yang layak dan pantas untuk dipilih. Soal ini, di Minang (Sumbar) sudah jelas konsepnya. Tak usah diperlebar apalagi dijauh-jauhkan. Pemilih di Sumbar dari dulu merupakan pemilih rasional. Artinya pemilih itu tidak bisa didikte apalagi diintervensi, dipaksakan untuk memilih calon tertentu. Pemilih punya kemerdekaan untuk memilih siapa yang disukai dan tidak memilih siapa yang tidak disukai.

Dan yang jelas, politik orang Minang itu dasarnya juga ada. Alun takilek lah takalam. Melihat seseorang itu dengan 3T-nya. Tokoh, takah, tageh. Dari tiga ini, selesai sudah siapa yang akan dipilih.

Jadi, Riang Gembira Sajalah Kita Berpolitik. Tak usah pula memaksakan apa yang tidak bisa dipaksakan. Apalagi mencari salah dan menyudutkan orang lain. Pepatah kita juga sudah mengingatkan “patarang lampu awak, jan dimatikan lampu urang”. Tak usah gelisah, cemas, grasak grusuk, apalagi sibuk mencari kekurangn orang lain. Buang-buang energi saja. Lebih baik pikiran itu digunakan kepada hal-hal yang berfaedah. Dapan juga kita pahala.

Tonjolkan saja kebaikan-kebaikan kita. Rekam jejak kita. Tidak usah sibuk pula mengepoh dan manungkai orang lain apalagi mencekal orang lain dalam menebar kebaikan. Kalau sibuk untuk itu, jauh benarlah kedewasaan kita dalam menyikapi peberbedaan.

Soal siapa yang terpilih, itu soal takdir. Rezeki seseorang tak akan pernah tertukar. Perbanyak fastabikulkhairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) saja. Semoga kebaikan yang ditanam akan dipanen dengan kebaikan pula.

Semoga politik riang gembira ini bisa kita hadirkan. Bukan hanya untuk pribadi, akan tetapi politik riang gembira bersama masyarakat. (*)

Komentar