Padang,- Perayaan Hari Bumi ditengah pandemi Covid19 tetap dilakukan secara digital oleh pemimpin dunia, aktivis lingkungan dan jutaan masyarakat dunia.
Dikutip dari laman EarthDay.org, “Kita menemukan jati diri saat ancaman global respon kompak global. Hari Bumi 2020, Generasi baru, aktivis lingkungan dan melibatkan jutaaan masyarakat diseluruh dunia” ujar Kathleen Rogers, Earth Day Network President.
Hari Bumi pertama diperingati pada 22 April 1970 dengan memobilisasi jutaan warga Amerika Serikat (AS) guna melindungi Planet Bumi. Dan menjadi sejarah berlakunya undang-undang lingkungan hidup di Amerika Serikat, termasuk udara bersih, air bersih dan penyelamatan keanekaragaman hayati terancam punah.
PBB juga memilih Hari Bumi, 22 April 2016, sebagai hari penandatanganan Kesepakatan Paris atau Paris Agreement guna mengatasi pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim.
Sekitar 50 anak muda dari 16 negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara, yakni Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Maldives, Myanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Thailand, Timor-Leste and Vietnam, akan menunjukkan apa yang telah mereka lakukan untuk lingkungan.
Denis Hayes, penyelenggara Hari Bumi pertama pada tahun 1970 dan Ketua Dewan Jaringan Hari Bumi menambahkan, Tantangan lingkungan global yang bahkan lebih mengerikan, hampir eksistensial, dari hilangnya keanekaragaman hayati hingga perubahan iklim hingga polusi plastik, yang membutuhkan aksi di semua tingkat pemerintahan.
“Perayaan Hari Bumi ke-50 secara digital selama 24 jam nonstop akan diisi oleh pesan-pesan, pertunjukkan dan ajakan kuat untuk beraksi mengatasi perubahan iklim di situs resmi Earth Day Network dan media sosial Twitter” tutup Deni Hayes. (Romel)