Fraksi PKS DPR-RI Menolak Adanya Exspor APD dan Masker

Jakarta,- Kebijakan pemerintah mencabut larangan exspor Alat Pelindung Diri (APD) menuai kritik dari Anggota Komisi VI DPR-RI dapil Sumbar Nevi Zuairina.

Hal ini disampaikan Nevi Zuairina merespon kebijakan pemerintah melalui Kementrian Perdagangan terkait Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.57 Tahun 2020 tentang Ketentuan Ekspor Bahan Baku Masker, Masker, dan Alat Pelindung Diri (APD).   

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

“Pemerintah harusnya mengkaji ulang kebutuhan didalam negri dan jangan gegabah  dalam mengambil keputusan ini. Faktanya, masih banyak Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik dan petugas medis mendapatkan APD yang berkualitas dan terjangkau” ujar Nevi Zuairina Jumat 18/6 di Jakarta .

Ditambahkan Nevi, kasus positif Covid-19 di dalam negeri masih sangat tinggi, bahkan cenderung terus meningkat. Dalam beberapa hari terakhir penambahan kasus positif sebanyak 900 – 1.100 orang.

“Keadaan ini menunjukkan bahwa new normal bukan karena pandemi covid 19 telah menurun. Akan tetapi lebih pada masalah ekonomi yang tidak terkendalikan. Bila kebijakan pembukaan ekspor APD terus dilakukan, maka akan berpotensi melanggar undang-undang”, ujar Nevi.

Bahkan Amanah UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, kebijakan ini berpotensi melanggar undang-undang. Sebab pada undang-undang ini menyebutkan tentang Pelarangan Ekspor Barang untuk menjaga  Kepentingan Nasional serta melindungi kesehatan dan keselamatan manusia (Pasal 50 ayat 2).

Nevi menggambarkan kondisi masyarakat kita saat ini dalam menghadapi new normal menunjukkan  perilaku sosial masyarakat tidak bisa dikendalikan sehingga korban virus corona bisa melonjak terus. Cluster-cluster baru bermunculan baik di Mall perbelanjaan maupun di pasar-pasar tradisional.

Sedangkan persoalan data, lanjut dia, kita belum punya data base yang pasti berapa keperluan  masker dan APD begitu ada lonjakan positif corona karena new normal.

“Saya dan fraksi PKS sangat menolak adanya ekspor masker dan APD.  Pandemi covid 19 di Indonesia masih belum ada kepastian akan berakhir. Bahkan trennya terus meningkat. New Normal negara ini memaksa kita  harus siapkan rumah sakit, tenaga medis, masker dan APD secara maksimal”, tutupnya. (Rls/Tom)

www.domainesia.com